LELAKI YANG BERTANGUNG JAWAB
Ia menangis saat saya pulang. Saya terbiasa sejak menangis menjadi rutinitasnya. Sebut saya tidak berperasaan, tetapi keringat saya menjelaskan lebih banyak dari sekadar air mata. Enam puluh jam dalam seminggu saya bekerja demi memenuhi formulir-formulir tagihan dan daftar belanjaan, mempertahankan ia dari keanggotaan Wanita Arisan, The Shopaholic & Barbershopaholic, dsb. Dan saya tidak menyuruhnya aborsi.
“Apa kabar, sayang?” saya mengecup perut tujuh bulannya. Kemudian saya beranjak ke kamar mandi.
Ia masih menangis saat saya kembali. Saya makan malam sambil menonton TV, lalu tidur.
Saya bangun, pergi kerja, dan ia sedikit menangis.
Saya menelpon seseorang, “Dua bulan lagi kami akan bercerai.