STRONG NETWORK STEADY BUSSINES

Jumat, Mei 01, 2009

KIAMAT 2

Assalamu'alaykum Wr. Wb.

KIAMAT Bag. 2
Pada bagian yang lalu kita sudah membicarakan perihal kejadian kiamat yang data-datanya kita ambil dari dalam Qur'an suci dan kita hubungkan pula dengan fenomena alamiah serta kajian Science Modern yang mana pada pembahasan tersebut kita asumsikan bahwa komet adalah sebagai penyebab dari Sa'ah tersebut.
Sekarang kita akan mencoba mengupas apa dan bagaimana kelanjutan setelah Sa'ah itu terjadi serta apa yang dimaksud dengan tiupan sangkakala kedua yang menjadi pertanda untuk kebangkitan manusia seperti yang digambarkan oleh Kitabullah.
Demi yang terbang dalam keadaan bebas,
Yang membawa beban berat
Yang bergerak dengan mudahnya
Dan membagi-bagi urusan;
Bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar.
(QS. 51:1-5)
Diwaktu kedatangan komet membentur tatasurya ini, semua Ionosfir yang melingkupi planet-planet dan bumi akan bergabung dengan komet tersebut dan tinggallah lagi Atmosfir bagaikan telanjang hingga pandangan mata manusia yang hidup kembali nantinya akan dapat melihat semua benda angkasa lainnya tanpa penghalang seperti keadaannya kini yang terhalang dan dihiasi oleh lapisan itu.
Setelah kedelapan komet besar itu selesai membentur dan menyeret semua bintang berupa ekornya [sesuai dengan ayat 51:4 diatas], berlaku dengan ketentuan Allah, maka kosonglah semesta raya ini dari bintang-bintang yang begemerlapan dan komet-komet itu terus melayang dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa penghalang.
Dalam hal ini kita perlu kita kemukakan bahwa komet itu terdiri dari Neutron yang memiliki sifat untuk bergabung. Sifat ini bagaikan daya penarik bagi setiap komet untuk saling bertemu satu sama lainnya.
Selama ini usaha bergabung itu tidak mungkin terlaksana karena senantiasa dihalangi oleh bintang-bintang yang membelokkan arah gerak komet itu beberapa derajat. Namun nanti setelah tiada bintang lagi diangkasa raya yang menghalangi gerak layangnya langsunglah kedelapan komet besar yang terbang dengan cepat ini membuat belokan melengkung yang amat besar untuk bergabung menjadi satu.
Masing-masing komet akhirnya menuju kearah satu titik pertemuan masing-masingnya diikuti oleh jutaan tatasurya. Pada titik tersebut berantukanlah semua komet itu secara tepat, inilah ledakan terbesar dalam sejarah semesta raya yang amat luas.
Jika sebelumnya benturan komet terhadap tatasurya kita yang umum disebut dengan dentuman atau terompet pertama sudah segitu dahsyatnya dengan kronologi bertabrakannya komet besar dengan ke-10 planet yang mengorbit sistem matahari kita lengkap dengan bulan-bulannya masing-masing dan Asteroids/Meteorites yang ada serta matahari yang menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup, maka alangkah dahsyatnya pada hari benturan kedelapan komet besar yang diikuti oleh jutaan tatasurya [termasuk tatasurya kita] yang dikenal dengan sebutan terompet kedua yang sekaligus juga sebagai satu tanda kebangkitan manusia dari matinya untuk mendapatkan perhitungan dari Allah atas segala perbuatannya selama mereka hidup.
Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis, itulah hari kebangkitan.
Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah, kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS. 39:68)
Demikian AlQur'an memberikan keterangan mengenai tugas sangkakala yang mengeluarkan teriakan kuat [dan kita analogikan sebagai benturan dahsyat 8 komet dengan jutaan tatasurya sebagai masing-masing ekornya] secara kronologi ditinjau sudut ilmiah bahwa nantinya akan berlaku kejadiannya pada tatasurya kita dengan akibat mematikan untuk selanjutnya ke-8 komet besar itu saling berbenturan satu sama lain pada titik pertemuan yang ditentukan Allah.
Setelah 8 rombongan komet yang membawa seluruh bintang diangkasa, berbenturan sesamanya yang dikenal dengan terompet kedua, maka ke-8 komet tadi langsung bergabung menyatukan diri kemudian membentuk dirinya bagaikan bola yang maha besar melingkupi daerah semesta raya ini, sementara itu semua bintang yang terseret jadi terkepung dalam lingkungan besar sebagai besarnya daerah semesta raya sekarang ini.
Masing-masing bintang walaupun berantukan sesamanya tersebab arah layang yang bertentangan dengan gerak begitu cepat namun Rawasia Regular yang dimilikinya masih sangat berpengaruh untuk saling bertolakan.

Ingat, bahwa Rawasia bintang bersistemkan Regular dan Rawasia yang sama dengannya akan saling menolak satu sama lain.
Mulai dari waktu benturan, semua bintang mengambil posisi masing-masing dipaksa oleh Rawasia yang dimilikinya dan kesempatan itulah yang dipakai oleh 8 komet yang menjadi satu tadi untuk menghindarkan diri sebagai kulit bola besar dan menempatkan semua bintang itu dalam lingkungannya.
Lantas akan timbul pertanyaan: Bagaimana pula dengan planet-planet yang mulanya mengorbit keliling bintang namun kemudian dempet melekat pada bintang itu sewaktu terjadi Sa'ah ?
Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah dibawah ini.
Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Dan sebagai akhir dari kejadian Sa'ah tersebut .... maka kehidupan tatasurya bermula kembali.
Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !
Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka selama hidupnya dahulu.
Rasulullah Muhammad Saw menggambarkan keadaan pada hari kebangkitan tersebut dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang tercantum dalam kitab "Terjemah Hadist Shahih Muslim" karangan Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260 dan 285.
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..."
Begitulah satu keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa'ah dengan orbit dan keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa'ah dan menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].
Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam AlQur'an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir separuh daratan bumi, maka setelah Sa'ah tersebut, bumi menjadi telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.
Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :
Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata karena diseret komet]
Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu
[yaitu meleleh karena jatuh dempet pada matahari]. (QS. 77:8-10)
Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada saat Sa'ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ? Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan dibangkitkan nantinya ?
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh ?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan." (QS. 36:77-79)
Jika kamu ragu tentang kebangkitan nanti, maka sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah [Turab], kemudian dari setetes mani [Nutfah], kemudian dari segumpal darah ['Alaqah], kemudian dari segumpal daging [Mudgah] yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.
Dan Kami tetapkan dalam rahim [ibumu] apa yang Kami kehendaki sampai waktu tertentu, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai pada kedewasaanmu, dan diantara kamu ada yang diwafatkan [sebelumnya] dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun agar dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. (QS. 22:5)
Pada hari kebangkitan itu, hari dimana setiap diri dihidupkan kembali nanti terdapatlah dua macam bentuk manusia yang memperlihatkan perbedaan yang menyolok ditentukan oleh perbedaan beriman dan kafirnya.
Pada hari yang akan ada muka yang putih berseri dan ada pula yang bermuka hitam muram.
Kepada orang-orang yang hitam muram mukanya akan ditanyakan: "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman karenanya rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah. (QS. 3:106-107)
Dan ditiup sangkalala, maka secara cepat mereka keluar dari kuburnya bersegera kepada Tuhan mereka dan berkata :"Aduhai, celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat istirahat kami ?" Inilah apa yang dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah [sabda] para Rasul. (QS. 36:51-52)
Pemandangan dan pendengaran manusia dihari itu sangat tajam, jika sekarang ini manusia hidup dalam alam tiga dimensi dimana panca indera memiliki keterbatasan tertentu dalam pencapaiannya maka diakhirat kelak manusia akan hidup dalam alam 4 dimensi dimana penglihatan dan pendengaran tak terhalang dan tak dibatasi oleh ukuran tertentu dalam lingkungannya malah mereka akan melihat serta mendengar sesuatu pada gelombang yang sudah lama menggelombang keangkasa luas yang kemudian kembali memantul kepada panca indera mereka.
Keadaan seperti itu akan menakutkan manusia yang selalu berbuat dosa selama hidup sebelumnya, pada hari itu juga dia dapat kembali melihat rekaman kehidupannya yang pada hakekatnya adalah Neutron yang senantiasa merekam segala gerak gerik yang berlaku dalam hidup satu diri kemudian dia mengapung keangkasa sebagai anti partikel waktu dimana fungsi rekamannya berhenti karena tiada lagi yang direkamnya.
Para ahli sependapat bahwa masa lalu tidak hilang begitu saja tapi ia berpindah kewujud lainnya dan mengambang diangkasa yang beberapa diantaranya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki ketajaman indra ke-6 untuk melihat kejadian masa lalu yang pada intinya adalah mengadakan persesuaian frekwensi pikirannya kearah frekwensi rekaman yang ada, tinggal lagi sampai sejauh mana frekwensi manusia tersebut dapat melihat secara luas dan jauh rekaman yang dia inginkan yang tentu juga akan mengeluarkan banyak tenaga.
Sesungguhnya engkau berada dalam keadaan lalai tentang hari Akhir ini, maka Kami angkatkan darimu tutupan pancaindera [yang menutupimu sebelumnya], maka penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. (QS. 50:22)
Diberitakan kepada manusia pada hari itu apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu akan melihat riwayat dirinya sendiri. (QS. 75:13-14)
Awaslah, karena sesungguhnya tulisan untuk orang-orang yang pembangkang itu ada dalam Sijjin.
Dan sudahkah engkau tahu apa Sijjin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:7-9)
Ingatlah, bahwa tulisan orang-orang baik itu ada dalam 'Illiyyin.
Tahukah engkau apakah 'Illyyin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:18-20)
Dalam ayat yang lain Allah juga menerangkan dengan cukup jelas perihal Kitab catatan Raqid 'Atid itu sebagai Mar'a yang dikeluarkan dari setiap benda.
Jagalah kesucian nama Tuhanmu Yang Maha tinggi.
Yang telah menjadikan dan menyempurnakan.
Dan yang telah menentukan serta menunjuki.
Yang mengeluarkan Mar'a [berkas-berkas kehidupan]
Lalu menjadikannya dalam keadaan mengapung dan berisikan catatan [gusaan ahwa]
Kelak akan Kami beberkan padamu. (QS. 87:1-6)
Sekarang kita tinggalkan pembahasan bagaimana kiranya Allah akan mengadili setiap makhluk berdasarkan Mar'a atau catatan hidupnya sendiri dengan penuh sifat keRahmanan dan keRahiman-Nya, namun satu hal yang pasti, Allah adalah hakim sebaik-baiknya yang akan mengadili segala sesuatu dengan segala ketentuan-Nya dan akan membalasi semua kebaikan dan kejahatan.
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (QS. 10:109)
Kami adakan neraca-neraca yang adil pada hari kiamat, lantaran itu, sesuatu jiwa tidak akan teraniaya sedikitpun. Karenanya, meski amalannya hanya seberat biji khardal [sawi] pasti akan kami balasi. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. 21:47)
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak akan mendapatkan balasan lain kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (QS. 36:54)
Sekarang, mari kita mulai membahas dimanakah letak syurga dan neraka itu nantinya ?

Setelah kejadian Sa'ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut nantinya, lalu setelah selesai pengadilan tersebut, kemanakah manusia yang kafir akan pergi keneraka dan kemana pula manusia yang beriman akan menuju kesyurganya ?
Satu hal, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam neraka yang abstrak.
Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur'an artinya Api menyala yang sangat besar.
Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya?
Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :
Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)
Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah maksudnya ?
Ada pendapat bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa'ah sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak "tamu" yang terdiri dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada waktu dempet kematahari pada hari Sa'ah.
Mari pula kita melihat apa yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada kaumnya tentang Neraka itu:
"Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka ? Kamu mengajakku untuk kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui sedangkan aku mengajak kamu kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Sebenarnya apa yang kamu serukan padaku tidak mempunyai hak apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan tempat kita kembali hanyalah kepada Allah sementara orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku serahkan urusanku kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". Maka Allah menyelamatkan dia dari kejahatan yang mereka atur dan telah pastilah azab yang jahat kepada golongan Fir'aun.
Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Sa'ah itu akan dikatakan kepada malaikat : "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. 40:41-46)
Mari tinjau apa maksud ayat terakhir diatas (46) bahwa pada pagi dan petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu belumlah terjadi Sa'ah, yaitu pada hari mereka semuanya masih hidup [perhatikan hubungannya dengan ayat sebelumnya], tentulah sudah jelas bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang mereka lihat terbitnya setiap pagi dan petang.
Walaupun setiap hari Fir'aun melihat matahari tetapi dia tidak mengetahui bencana yang mungkin ditimbulkan oleh Api besar itu. Namun pada akhirnya sebagai penyebab kematiannya, Fir'aun dikaramkan oleh pembesaran radiasi matahari yang menimbulkan gelombang pasang di Lautan Hindia hingga Laut Merah bagian utara mengalir keselatan kemudian mengalir lagi keutara sembari menenggelamkan tentara Fir'aun yang mengikuti kaum Musa dari belakang sebagai salah satu mukjizat dan pertolongan Allah bagi Nabi Musa as.
Pada ayat suci yang lain ada juga dijelaskan betapa fungsi matahari sebagai salah satu bintang sekaligus salah satu Neraka yang diancamkan terhadap syaithan sesuatu siksaan yang perih dan membakar.
Ingat, dalam semesta raya yang dikenal dengan nama 'Arsy Allah ini terdapat jutaan bintang-bintang yang terdiri dari jutaan tatasurya dengan sistem mataharinya sendiri dan dengan planet-planet yang mengorbit padanya yang masih menurut Qur'an pun terdapat planet yang berkeadaan sama seperti bumi yang juga terdapat makhluk hidup. Dalam Qur'an ada disinggung pula bahwa syaithan itu terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis manusia dan jenis Jin, Neraka pun dikenal ada beberapa tingkatan yang kesemuanya itu mengacu pada banyaknya sistem matahari yang ada.
Dan sungguh Kami hiasi angkasa dunia ini dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu ancaman bagi syaithan dan Kami sediakan bagi mereka siksaan yang perih. (QS.67:5)
Dan sesuai dengan Qur'an, maka siapapun yang kafir terhadap Allah dan sudah masuk dalam matahari alias Neraka itu tiada akan dapat keluar lagi karena ia berlaku sebagai satu siksaan yang kekal dan berkaitan dengan ayat 11:106 dan 107 yang sudah kita bahas diatas. Barang siapa yang mencoba keluar dari sana maka sudah ada penjaga-penjaga yang terdiri dari para malaikat Allah merujuk pada ayat 66:6.
Lalu jika Neraka adalah matahari, mana pula yang disebut dengan Syurga itu ?

Sebelumnya kita harus ingat lagi bahwa hidup di Akhirat nanti adalah hidup konkrit sebagaimana keadaan hidup sekarang ini hanya saja nantinya lebih sempurna, abadi dan tiada mengenal dosa dan semacamnya sebagaimana sekarang ini, sesuai pula dengan beberapa ayat Qur'an dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw berikut :
Adapun orang-orang yang dibahagiakan itu berada dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama masih ada planet-planet dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki Allah. (QS. 11:108)
Dari Abu Hurairah katanya :
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya kamu tetap sehat dan tidak akan sakit untuk selama-lamanya. Sesungguhnya kamu tetap hidup dan tidak akan mati untuk selamanya. Sungguh kamu tetap muda dan tidak akan tua untuk selamanya. Sungguh kamu tetap senang dan tidak akan susah untuk selamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah : "Dan mereka diseru bahwa itulah surga yang dipusakakan kepada kamu disebabkan apa yang pernah kamu kerjakan". (QS. 7:43)
(Hadist Riwayat Muslim)
Sebagaimana Neraka, maka syurga itupun tentulah konkret dan ada dalam kawasan semesta Tuhan sebagaimana yang diterangkan pada ayat 11:108 diatas. Kesimpulannya ialah syurga yang dijanjikan itu adalah permukaan planet-planet yang telah dibaguskan sedemikian rupa oleh Allah pada hari Sa'ah. Itulah sebabnya kenapa Qur'an memakai istilah "Jannah" yang selain berartikan kebun, juga berartikan Syurga dengan bentuk pluralnya "Jannaat" yaitu sorga-sorga yang berartikan planet-planet.
Seperti yang sudah kita bahas dalam artikel Mengungkap Kiamat bahwa bulan akan menjadi tiada karena sudah hancur bergabung dengan matahari pada kejadian Sa'ah sehingga terciptalah siang-siang dalam setiap tatasurya yang masing-masing memiliki matahari/Neraka yang diorbit oleh planet-planet dalam jarak orbitnya yang baru.
Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu, Kami tempatkan mereka dari syurga itu selaku tempat tinggi yang bergerak siang-siang dibawahnya, mereka kekal didalamnya. (QS. 29:58)
Akan tetapi orang-orang yang muttaqien padaTuhannya, untuk mereka tempat tinggi yang di atasnya ada tempat tinggi lagi selaku bangunan yang bergerak di bawahnya siang-siang sebagai janji Allah dan Allah tidak akan merubah janji tersebut. (QS. 39:20)
Mereka dan istrinya berada pada zilaal (planet yang melakukan transit) diatas singgasana bersenang-senang. (QS. 36:56)
Dalam syurga itu mereka bersenang-senang diatas [planet sebagai] singgasana ['Arsy Tuhan], tidaklah mereka melihat matahari [dari dalamnya] dan tidak pula panas terik. (QS. 76:13)
Arti Anhaar bukanlah "sungai-sungai" sebagaimana yang ditafsirkan orang selama ini untuk menunjukkan keadaan dalam syurga, kata Anhaar selalu diiringi dengan istilah "dibawahnya" selain itu kata Anhaar sebagai jamak atau plural dari Nahaar yang berarti "siang" seperti Layaal jamak dari Lailu yang berarti "malam" sehingga kata Anhaar berarti "siang-siang". Namun memang dalam beberapa ayat Qur'an yang lainnya, kata Anhaar dapat berarti "sungai-sungai" sebagai jamak dari Nahru, dan disinilah kita harus pandai memilah mana yang harus ditafsirkan siang dan mana yang harus ditafsirkan dengan sungai. Untuk penafsiran "sungai" itu umumnya diiringi istilah "padanya", sebagai contoh :
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada para Muttaqien adalah *Padanya ada Anhaar* dari air yang tak membusuk dan *Anhaar* dari susu yang tidak berubah rasanya..." (QS. 47:15)
Jadi letak syurga itu sendiri adalah beberapa bagian planet yang sudah diperbaharui yang tetap mengorbit matahari dengan orbit lintasan yang baru pula yang memiliki keadaan tanah yang sangat subur sesuai dengan sifat Jannah yang berarti kebun yang mana dalam hal ini syurga tersebut adalah laksana planet yang berada dalam jalur lintasan Neptunus atau malah juga Pluto pada saat ini, sebab mereka adalah planet-planet yang memiliki jarak terjauh dari matahari sehingga maksud ayat 76:13 dapat terpenuhi.
Dan memang jika syurga itu adalah berada dalam jalur lintasan Neptunus atau Pluto, maka syahlah pendapat yang mengatakan bahwa siang-siang bergerak dibawahnya, yaitu dibawah orbit mereka. Dalam ayat Qur'an yang lain pula dinyatakan bahwa adanya penduduk syurga yang melewati Neraka dan berseru kepada mereka. Selain itu, digambarkan pula bahwa penduduk syurga akan mendapatkan beberapa makanan yang kesemuanya menyerupai makanan yang bisa kita temui saat ini.
Dan penghuni surga menyeru penghuni neraka: "Sungguh, telah kami dapati kebenaran sebagai apa yang dulu dijanjikan Tuhan kepada kami. Maka apakah kamu pun telah mendapati apa yang sudah dijanjikan Tuhan kepada kalian ?". Mereka menjawab: "Benar !". (QS. 7:44)
Dan ketika mereka memandang kepada penduduk Neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zalim itu". (QS. 7:47)
Dan gembirakanlah orang-orang beriman dan beramal shaleh itu, bahwa bagi mereka ada surga-surga [planet-planet] yang bergerak siang-siang dibawahnya. Setiapkali mereka diberi buah-buahan dari syruga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kita dahulu".
Padahal yang diberikan pada mereka itu adalah yang disamarkan, dan bagi mereka ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalam syurga tersebut.
Sungguh Allah tiada segan membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu didapati beberapa banyak orang yang tersesat tapi dengan perumpamaan itu pula beberapa banyak orang yang mendapatkan petunjuk. Dan tidak akan tersesat dengannya melainkan orang-orang yang fasik. (QS. 2:25-26)
Lalu bagaimana cara manusia untuk sampai ke syurga yang berupa planet yang tinggi dan bertingkat-tingkat sesuai dengan garis orbit atau edarannya pada matahari/Neraka itu ? Dan bagaimana pula cara manusia kafir itu berjalan menuju matahari ?
Dan mereka yang taqwa kepada Tuhannya dihimpun ke syurga berombongan hingga ketika mereka sampai kesana, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya: Keselamatan atas kamu, kamu merasakan kebaikan, maka masukilah dia sebagai orang-orang yang kekal." (QS. 39:73)
Dan planet-planet (zilaal = yang melakukan transit) jadi dekat atas mereka dan diharmoniskan pencapaiannya seharmonisnya. Lalu diputarkan diatas mereka sesuatu yang naik cepat dari perak (warna putih) dan piala-piala yang mengkilap, yaitu benda mengkilap dari perak yang Dia tentukan dengan ketentuan. (QS. 76:14-16)
Sampai disini kita sudah berbicara masalah sesuatu yang terbang cepat diatas manusia yang berwarna putih mengkilap dibuat dari perak laksana berbentuk piala [panjang mungkin seperti cerutu] yang akan mencapai planet-planet syurga secara berombongan yang letaknya dekat [karena cepatnya lesatan benda tsb maka dianggap tempat tujuan adalah dekat] sehingga dikatakan pula seharmonis mungkin.
Nah ... disini untuk yang keranjingan UFO tampaknya sudah memiliki pandangan tersendiri kira-kira bagaimana bentuk dan kecepatan pengangkut Jemaah Syurga ini berlandaskan ayat 76:16)
Pertanyaan selanjutnya, dapatkah penduduk syurga yang satu berkunjung kesyurga yang lainnya saling berkunjung satu sama lainnya?

Untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini, maka mari kita simak keterangan berikut ini:
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. katanya :
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang yang mendiami syurga melihat orang-orang yang mendiami tempat tinggi diatas mereka sebagaimana mereka melihat bintang bercahaya yang jauh diufuk timur atau barat, karena berbeda tingkat kediaman antara mereka.' Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah itu hanya tempat berdiamnya para Nabi dan tidak dapat didatangi oleh selain mereka ?' Jawab Nabi: 'Bisa, demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya! yaitu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasul-rasul'. (HR. Muslim)
Wassalam,

Posting Komentar

Search in the Quran
Search:
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

Contak person:

Name Telephone fax
ksp rawaindah 054829719 05483036070
Free counter and web stats
Check Page Rank of any web site pages instantly:
  
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Comen Anda

Total Posting
Total Komentar

  © by solusi perencanaan dan kebutuhan keuangan anda

Back to TOP